“Kepatuhan
dalam menjalani pengobatan dengan teratur selama 6 bulan tanpa putus dan rutin
minum obat menjadi kunci keberhasilan penyembuhan pasien tuberculosis. Jika hal
itu tidak dilakukan, penyakit tuberculosis akan menjadi Tuberculosis Multi Drug
Resistant (TB-MDR) yang kebal obat.” demikian yang dijelaskan Ketua Pokja
Directly Observed Treatment, Short-course (DOTS) dan TB-MDR RSUP Persahabatan,
Dr dr Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P (K) dalam kegiatan temu media mengenai TB dan
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di RSUP Persahabatan.
Pasien tuberculosis yang tidak
terobati, maka setelah 5 tahun, 50% dari mereka akan meninggal, 25% bisa
sembuh jika daya tahan tubuhnya tinggi, dan 25% akan tetap kronis dan
dapat menularkan penyakit.
Saat ini kementrian kesehatan telah membuat
program-program pengobatan gratis untuk TBC seperti Directly Observed Treatment
Short-course (DOTS). Tujuan dibuatnya program ini adalah untuk mengurangi
tingginya angka TBC di Indonesia. Strategi DOTS ini sesuai dengan rekomendasi WHO.
Program DOTS ini memiliki fokus utama yaitu pada penemuan dan penyembuhan
pasien dengan prioritas kepada pasien Tuberculosis tipe menular. Dengan DOTS
ini akan memutuskan penularan tuberculosis, dengan begitu akan menurunkan
insidensi tuberculosis di masyarakat. Program DOTS memiliki 5 komponen, yaitu:
- Komitmen politis.
- Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya.
- Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus tuberculosis dengan tata laksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan.
- Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu.
- System pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.
Pengobatan tuberculosis yang dilakukan secara benar dengan program DOTS, kurang lebih 95% penderita akan sembuh.
Pengobatan
untuk penyakit tuberculosis, pasien harus datang setiap hari untuk
mendapatkan suntikan dan 15 jenis obat yang diminum dalam waktu kurang
lebih 10 menit harus dilakukan selama 6 bulan tanpa putus.
Sumber:
Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan (Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2012. MODUL PELATIHAN PEMERIKSAAN DAHAK MIKROSKOPIS TUBERCULOSIS. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Chin, James M.D, M.Ph. 2000. MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog nurulalyarumahkita@blogspot.com
Semoga bermanfaat untuk kita semua postingan yang sudah anda baca. Dan..
Mohon dukungannya untuk FOLLOW, COMMENT dan SHARE blog ini ya, supaya terus berkembang.
Terima kasih..